BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke
masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat dan menjadi
tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai
aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi
dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan
ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian
tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena alasan-alasan
di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena
itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Manajemen
Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah
Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih
memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada
akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar
dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
B. PERMASALAHAN
a. Apa
definisi pelaksanaan (actuating) ?
b. Bagaimana
prinsip pelaksanaan (actuating) ?
c. Apa
hal penting di pertimbangankan dalam melakukan actuating ?
d. Factor – factor
penghambat fungsi actuating ?
e. Factor – factor pendukung fungsi actuating ?
f. Pelaksanaan actuating ?
g.
Beberapa hal yang tercakup dalam actuating ?
h.
Tujuan (actuating)
i.
Bagaimana manajemen proses keperawatan ?
C. TUJUAN
a. Untuk
mengetahui definisi pelaksanaan (actuating)
b. Untuk
mengetahui prinsip pelaksanaan (actuating)
c. Untuk
mengetahui hal penting di pertimbangankan dalam melakukan actuating
d. Untuk mengetahui factor – factor penghambat fungsi
actuating
e. Untuk mengetahui factor – factor pendukung fungsi
actuating
f. Untuk mengetahui pelaksanaan actuating
g. Untuk mengetahui beberapa hal yang tercakup dalam
actuating
h. Untuk mengetahui tujuan actuating
i.
Untuk mengetahui manajemen proses
keperawatan
BAB II
KONSEP
ACTUATING
1.
DEFINISI
PELAKSANAAN (ACTUATING )
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja
dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan
kepemimpinan (manajer) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai
arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam
organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan
kemampuan manajer.
Dari seluruh
rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen
yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Menurut Nawawi (2000)
pelaksanaan atau penggerakan (actuating) yang dilakukan setelah organisasi
memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur
organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan
kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk. Di antara kegiatan pelaksanaan
adalah melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi termasuk koordinasi.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2. PRINSIP ACTUATING
a.
Pelaksanaan dan
Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah
pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan
adalah untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan
kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
b.
Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan
terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan
agar dana tidak disia-siakan.
c.
Penyediaan dan
Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga
membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya teknologi yang
digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.
d.
Dokumentasi
Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi
pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
Prinsip
Actuating dalam manajemen keperawatan, menurut Kurniawan ( 2009 ) :
·
Memperlakukan pegawai dengan sebaik - baiknya
·
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·
Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·
Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·
Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
Prinsip Actuating dalam manajemen keperawatan, menurut Haris ( 2011 ):
·
Prinsip mengarah pada tujuan
·
Prinsip keharmonisan dengan tujuan
·
Prinsip kesatuan komando
3. HAL PENTING YANG DI PERTIMBANGKAN DALAM ACTUATING
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi seorang karyawan untuk melakukan
sesuatu, misalnya saja:
a.
Merasa yakin dan mampu melakukan
suatu pekerjaan,
b.
Percaya bahwa pekerjaan telah
menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
c.
Tidak terbebani oleh masalah pribadi
atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
d.
Tugas yang diberikan cukup relevan,
e.
Hubungan harmonis antar rekan kerja.
4.
FAKTOR - FAKTOR
PENGHAMBAT FUNGSI ACTUATING
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan
motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat
perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang
dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah
kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara
maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan
tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
5.
FAKTOR – FAKTOR
PENDUKUNG FUNGSI ACTUATING
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer
dalam fungsi penggerakan.
a. Manajer harus bekerja lebih produktif
b. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
c. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan
d. Manajer harus bersikap obyektif
6. PELAKSANAAN ACTUATING
Karena
manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap pada
pelaksanaan terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi
lagi dalam komponen fungsi, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.
7.
BEBERAPA HAL YANG TERCAKUP DALAM ACTUATING
v
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan
organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan komunikasi
organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan
antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang
sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi
vertikal dan horizontal.
Dalam teori-teori
organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi
posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal
untuk mencapai tujuannya.
Teori tradisi hubungan
antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui
interaksi antar individu.
v
Coordinating
Coordinating atau
mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha
yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi
instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan
atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
v
Motivating
Motivating atau pemotivasian
kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan kegiatan secara
sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah
kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga
mereka berdaya guna dan berhasil guna.
v
Leading
Istilah leading, yang
merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A. Allen yang
dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam
kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling
pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap
bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. TUJUAN (ACTUATING)
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
BAB III
IMPLEMENTASI FUNGSI
ACTUATING DALAM KEPERAWATAN
a.
Input
v Kebijakan model praktek keperawatan professional (MPKP)
metode tim yaitu :
·
Pengembangan pendidikan tinggi ilmu keperawatan
·
Penataan standar praktik keperawatan profesional
melalui Undang-Undang praktik keperawatan
·
Pendayagunaan konsil keperawatan dan pokja keperawatan
v Pengorganisasian MPKP metode tim
·
Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
·
Merumuskan tujuan metode penugasan.
·
Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara
jelas.
·
Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.
·
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
·
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
·
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
·
Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di
tempat, kepada ketua tim.
·
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
·
Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
v Dokumen asuhan keperawatan metode tim
Dokumen
dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah
terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan
keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
v Tersedia SAK (standar asuhan keperawatan)
Standar-standar yang ditetapkan
dalam Standar Asuhan Keperawatan dimaksud terdiri dari :
·
Standar I :
Pengkajian Keperawatan
·
Standar II : Diagnosa Keperawatan
·
Standar II : Perencanaan Keperawatan
·
Standar IV: Intervensi Keperawatan
·
Standar V : Evaluasi Keperawatan
·
Standar VI: Catatan Asuhan Keperawatan
b.
Proses
v Proses pelaksanaan MPKP metode Tim
yaitu:
Menurut Kron & Gray (1987)
pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
·
Membentuk tim sesuai jumlah pasien yang ada
·
Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan tehnik kepemimpinan.
·
Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin.
·
Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
·
Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim
akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
v Kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain
Selain dengan dokter
anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung dengan dokter, ahli
gizi dan tim kesehatan lain untuk membahas perkembangan pasien dan perencanaan
baru yang pelu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang
telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya
v Menentukan diagnosis dan system klafikasi pasien
Saat pasien baru masuk
di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh ketua tim dan
diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim memberikan
orientasi tentang ruang, peraturan ruangan, perawat bertanggung jawab (ketua
Tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat
dibantu anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian membuat rencana keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah terlebih dahulu
melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan tersebut sesuai
dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan
memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim menjelaskan rencana keperawatan
tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota tim akan melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai rencana keperawatan dan rencana tindakan medis yang
dituliskan rdi format tersendiri. Tindakan yang telah dilakukan anggota tim
kemudian didokumentasikan pada format yang tersedia.
v Pelaksanaan pre dan post conferen
·
Pre Conferen
Pre conference, yaitu
komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan yang dipimpin
oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk
operan (Keliat, 2000).
Kegiatan yang dilakukan
pre – conference antara lain berbagi
informasi tentang pengalaman yang akan
dihadapi, salng bertanya, mengungkapkan perhatian, dan melakukan klarifikasi
tentang rencana kerja atau rencana intervensi keperawatan (Billing’s dan
judith, 1999)
Oberman
(1999), kegiatan
pre- conference meliputi identifikasi masalah, perencanaan dan evaluasi
hasil untuk mencari solusi. Kegiatan pre – conference dalam MPKP jiwa mencakup
komikasi kketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
merencanakan kegiatan pada sif tersebut. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua tim
tau penanggung jawab tim.jika staf yang berdinas pada tim tersebut hanya satu
orang, pre – conference akan ditiadakan. Isi pre – conference mencakup rencana
setiap perawat ( rencana harian) dan rencana tambahan dari ketua tim atau
penanggung jawab tim. (keliat, 2006).
·
Post Conferen
Post conference, yaitu
komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shif
dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
Kegiatan diskusi pada
post – conference memberi kesempatan pada ketua tim dan perawat pelaksana untuk
berkomunikasi secara profesional dengan menanyakan pengalaman klinik yang baru
di lakukan, mendiskusikan pengalaman klinik tersebut, mengalisis situasi
klinik, mengklarifikasi keterkaitan dan situasi, mengidentikasi masalah,
mengungkaapkan perasaan, dan membangun sistem pendukungan di unit rawat inap. (
Keliat, 2006).
Isi pre – conference
berupa hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan hal – hal yang penting perlu
diperhatikan untuk operan (tindak lanjut). Post – conference di pimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. (Keliat, 2006).
c.
Output
v MPKP terlaksana dengan baik
v Dokumen asuhan keperawatan tercatat secara lengkap
v Timbang terima dilakukan dengan baik
v Periode kebijakan dengan baik
v Pre dan post comference dilaksanakan dengan baik
v Pasien dan keluarga puas dengan pelayanan
v Pasien aman tidak ada resiko
v Hemat penggunaan BHP
d. Evaluasi
Tahap akhir
proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan
perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Manajemen
keperawatan dapat dilaksanakan dengan benar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar berikut :
a.
Manajemen
keperawatan berlandaskan perencanaan.
Perencanaan merupakan
hal yang utama dari serangkaian fungsi dan aktivitas manajemen. Tahap
perencanaan dari proses menejemen tidak hanya terdiri dari penentuan kebutuhan
keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan
tujuan, pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan
struktur organisasi yang diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran/
konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis dan merupakan fungsi yang penting
didalam mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan
efek-efek dari perubahan.
Selain proses
perencanaan, yang dapat dilakuykan oleh pemimpin keperawatan adalah
menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur strategi organisasi dan menentukan
tujuan jangka panjang dan pendek, engkaji sumber daya organisasi,
mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktifitas spesifik serta prioritasnya.
Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan untuk
menganalisis aktifitas dan struktur yang di butuhkan dalam organisasinya.
b.
Manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
Menejer keperawatan
yang menghargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang terprogram dengan
baik dan melaksankan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang
pemimpin keperawatan tergantung pada penggunaan waktunyayang efektif. Dalam
keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan.
Dalam konteks ini seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan waktu yang tersedia
secara efektif. Hal ini dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang
tinggi dalam tatanan organisasinya.
c.
Manajemen
keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
Berdasarkan situasi dan
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan yang tepat di berbagai tingkatana manajerial.
Semua tingkat menejer
dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang berbeda sehingga dibutuhkan
metode atau cara pengambilan keputusan yang berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan
keputusan akan berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktifitas yang akan
dilakukan. Proses pengambilan keputusan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
komunikasi dari para menejer.
d.
Menejemen
keperawatan harus terorganisasi
Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Terdapat empat blog struktur organisasi, yaitu unit, departemen, top/tingkat
eksekutif, dan tingkat operasional.
Prinsip perorganisasian
mencakup hal-hal pembagian tugas, koordinasi, kesatuan komando, hubungam staf
dan linik, tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai serta adanya rentang
pengawasan. Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional/penugasan, alokasi pasien, grub/tim keperawatan dan pelayanan
keperawatan utama.
e.
Menejemen
keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi merupakan
bagian penting dari aktifitas manajemen. Komunikasi yang dilakukan secara
efektif mampu mengurangi kesalah pahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan
arah dan pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi
f.
Pengendalian
merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian menejemen
dilakukan untuk mengarahkan kegiatan manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, pengendalian
dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi kesalahan yang
berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan pihak manajemen.
Pengendalian meliputi penilaianterhadap pelaksananaan rencana yang telah
dibuat, pemberian intruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan
standar, dan membandingkan penampilan dengan standar serta memperbaiki
kekurangan.
BAB IV
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya
adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan
organisasi. Jadi, actuating bertujuan
untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan
kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (manajer) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan
suatu rencana. Dengan berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk
melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawab. Maka dari itu, actuating
tidak lepas dari peranan kemampuan manajer.
Manajemen
proses keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana
masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan terdiri dari lima elemen yaitu: input, proses, output, kontrol, dan
umpan balik.
2.
SARAN
Kami selaku penulis makalah ini,
sangat berharap kepada pembaca dapat
mempelajari dan memahami makalah ini, agar bermanfaat di kemudian hari.
Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca baik mahasiswa
maupun dosen sebagai pembimbing kami. Agar makalah ini dapat mendekati
kesempurnaan.
RUJUKAN
Arwani,
& supriyatno, heru. 2005. Manajemen
Keperawatan. Jakarta: EGC.
AgusKuntoro. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Gillies. D. A (1989). Nursing
Management a system approach. Philadelphia. Second Edition. WB Saunder Company
Tidak ada komentar:
Posting Komentar